Seorang Markonah menuturkan kisahnya
….!
Kalau jaman aku dulu, SD itu
hanya sekedar suka-sukaan, belum berani tuh yang namanya pacaran. Jangankan
ciuman, pegangan tangan berduaan saja merupakan hal yang sedikit “mengerikan”.
Baru kenal yang namanya cinta monyet saat SMP, mulai berani peganga tangan
juga.
Tapi sekarang ? Jangankan anak SD, anak TK pun sudah bisa
mulai bilang “dia pacar aku”. Entahlah walau sekali dua kali terdengar lucu
tapi kok ya mengkhawatirkan juga. Perilaku layaknya orang dewasa ini sangat
ditentukan oleh apa yang mereka tonton, sinetron yang tayang saat jamnonton tv
anak-anak kebanyakan ada cinta-cintaannya.
Lagu anak-anak juga sudah
hampir punah, kalaupun yang nyanyi anak kecil tapi materinya tidak lain dan
tidak bukan adalah tentang jatuh cinta.
Satu lagi, kemudahan
anak-anak dalam mengakses media sosial juga membuat pengetahuan mereka tentang
pacaran menjadi lebih dari yang sepantasnya mereka tahu.
Banyak penelitian yang
menyebutkan bahwa remaja di Indonesia
sebagian besar sudah tidak perawan lagi. Oohhhhh….tragisnya mak..
Kemudahan mendapatkan
informasi dan akses ke berbagai media beraroma porno menjadi dalang dibalik
semua ini.
Belum lagi bila ditambah kurangnya
perhatian orang tua pada pergaulan dan tumbuh kembang si anak.
Seks usia dini adalah salah
satu akibat dari lemahnya pengawasan orang tua terhadap anaknya di tambah
pengetahuan dan pondasi agama yang kurang. Orang tua kerap memberikan fasilitas
berlebih untuk membalas rasa bersalah mereka ketika mereka sibuk bekerja. Kalau
anak ketemu teman bergaul yang baik sih gak masalah, tapi gimana kalau bertemu
dengan mereka yang kurang baik ?
Markonah pernah menulis tentang cinta
dan seks
seperti dalam penuturan kisah
di bawah ini :
Beberapa bulan terakhir ini Markonah
menjadi tempat curhatnya beberapa teman
di dunia maya. Kebanyakan dari mereka remaja yang terkenal akan kelabilannya.
Salah satu curahan hati yang menarik Markonah adalah tentang seorang remaja
putri yang dilemma antara menyerahkan keperawanannya atau tidak pada pacarnya.
Begini cerita singkatnya.
Sebut saja remaja putri itu bernama Melati
(berasa lagi nulis berita criminal
nih ). Saat ini Melati berusia 16 tahun,
sudah tiga bulan terakhir
ini dia berpacaran dengan kakak kelasnya yang bernama kita sebut Kumbang ? Kumbang.
Awalnya Kumbang hanya ingin
memegang tangan Melati,
lama-lama Kumbang makin
berani mencium pipi Melati
dan terakhir Kumbang
mengajak Melati untuk having sex.
Melati menolak, karena ilmu agama yang ditanamkan kedua orang
tuanya cukup kuat sehingga dia tahu, itu adalah dosa. Kumbang tak kehabisan
akal, dia menuduh bahwa Melati tidak mencintainya karena tidak mau menyerahkan
keperawanannya sebagai bukti cinta. Dan Melati pun dilemma, satu sisi Melati
mencintai Kumbang dan tidak ingin kehilangan Kumbang,
di sisi lain dia tidak mau
menyerahkan keperawanannya.
Mungkin tidak hanya Melati
yang mengalami kejadian seperti ini.
Saat Markonah ngubek-ngubek
beberapa forum diskusi remaja, hal serupa sering diungkapkan. Ada yang akhirnya benar-benar menuruti pinta
pasangannya, ada yang akhirnya menolak dengan tegas dan memilih putus saja.
Bagi beberapa pria, mereka
menyerahkan cinta untuk mendapatkan seks dan bagi beberapa wanita, mereka
menyerahkan seks untuk sebuah cinta oh tragis dan bejats…anak muda sekarang. Markonah
termasuk orang yang menolak aktivitas seks sebelum pernikahan dan markonah jijik bila ada wanita yang menyerahkan seks hanya
demi menyatakan cinta.
Entah bagaimana ceritanya
sampai seks dianggap sebagai symbol dari pernyataan cinta. Cinta itu tidak
harus ditunjukkan dengan mau melakukan aktivitas seksual. Ada beribu atau mungkin berjuta cara menunjukkan
cinta pada pasangan selain dengan seks. Betull…?
Markonah Teriak membentak di depan forum Hai… Wanita dan para
gadis..,
bila suatu saat kamu
menemukan pria yang seperti Kumbang segera lah kamu menjauhinya bila perlu kamu
tolak cintanya jika dia menyatakan cinta walau seganteng dan sekaya apapun dia…!
. Seperti pengalaman beberapa orang yang pernah Markonah jumpai, tipe pria
seperti Kumbang ini bukan tipe pria yang baik-baik. Biasanya tidak lama setelah
si wanita mau melakukan hubungan seksual, dia akan terbang mencari wanita lain
untuk dihisap keperawanannya.
Beberapa wanita malah mau
“diinjak-injak” pasangannya karena merasa dia telah menyerahkan keperawanannya
berarti hidupnya milik sang kekasih.
Tidak perawan bukan berarti
wanita itu murahan atau tidak punya harga diri. Tidak ada hubungannya buat Markonah.
Melepas keperawanan atau tidak itu hal yang sangat pribadi dan tidak
berhubungan dengan harga diri seseorang.
Kalau bisa menjadi perawan
sampai menikah, yah itu sangat bagus. Tapi kalau mau having seks sebelum
menikah juga silahkan, asalkan tahu, mengerti dan siap atas segala
kosekwensinya, hamil duluan dan si kumbang lari dari tanggung jawab,sekolah
putus , mencoreng nama baik,dan yang ter akhir Allah murka dan akan hina dirimu
di mata masyarakat. Jangan sampai hanya mau enaknya aja tapi begitu hamil malah
digugurin atau si pria meninggalkan wanitanya sambil bilang “itu bukan anak
saya”. Jadi lakukanlah jika memang kamu sudah siap, menanggung resikonya..!
Ini mungkin bukan nasehat
yang baik bagi beberapa orang tapi mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan
buat remaja yang mungkin sedang galau untuk menerima atau menolak ajakan
pasangannya.
Problem seperti yang Markonah
jabarkan di forum memang kerap menimpa remaja putri yang dimanfaatkan oleh pria
hidung belang atau kekasihnya yang bejat. Ironisnya, beberapa pria hidung
belang ini menginginkan wanita perawan untuk menjadi istrinya dan memandang
rendah wanita yang tidak perawan.
Dalih mereka, kan keperjakaan itu
tidak mudah diketahui, jadi kalau berbohong tentang hal itu ke wanita juga gak
bakal ketahuan, beda dengan keperawanan wanita yang menurut mereka sangan mudah
diketahui. Beberapa diantaranya malah menganggap, pria nakal adalah hal yang
biasa dan wanita nakal adalah wanita murahan.
Banyak pria yang markonah
temui dalam hidupnya tidak memperdulikan si wanita yang dia cintai itu perawan
atau tidak. Bagi mereka, cara berfikir dan attitude si wanita jauh lebih
berperan untuk membuat mereka jatuh cinta dari sekedar keperawanan. Dan tentu
saja, tidak perawan bukan berarti wanita itu murahan dan tidak punya harga diri.
Kemudian pantaskah
keperawanan itu dipertanyakan ?
Haruskan sebelum mencintai
seorang wanita si pria harus mengetahui keperawanannya ? Pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh
pria itu sendiri. Namun sedikit saran dari Markonah, sebelum menanyakan hal ini
pada wanita yang kamu cintai, lebih baik renungkan dulu seberapa penting
keperawanannya.
(lupa namanya saking
terpesona dengan ketampanan si dokter)
perawan atau tidak itu
hanyabisa dibuktikan dengan serangkaian pengecekan medis.
Ketika gebetan atau pacar
menanyakan masih perawan atau tidak, beberapa wanita memilih untuk berbohong
dan bilang masih perawan karena takut ditinggal oleh pasangannya. Beberapa
diantaranya lagi memilih untuk jujur, toh bila si pria tidak bisa menerima apa
adanya akan lebih baik bila pria itu meninggalkan si wanita secepatnya. Kalau
berbohong di awal dan kemudian ketahuan saat malam pertama setelah menikah,
mungkin akan menyakitkan bagi si pria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar