mereka sama-sama memiliki properti
(tanah, rumah, ruko, vila, apartemen, kantor).
Di dunia ini hampir 100% orang yang kaya selalu memiliki properti.
Di dunia ini hampir 100% orang yang kaya selalu memiliki properti.
Orang kaya memiliki properti untuk investasi atau bisa juga ia kaya dari bisnis properti.
Properti merupakan salah satu cara yang baik untuk diversifikasi dalam
pengelolaan keuangan maupun cara cepat untuk menjadi kaya.
pengelolaan keuangan maupun cara cepat untuk menjadi kaya.
Karena itu, ilmu untuk mengelola properti, ilmu untuk berbisnis properti, menurut saya merupakan ilmu 'wajib' yang harus dimiliki seseorang
apabila ia ingin kaya dan semakin kaya.
Sayangnya, tidak semua orang mau mempelajari ilmu atau seluk beluk properti
Sayangnya, tidak semua orang mau mempelajari ilmu atau seluk beluk properti
(rumah, tanah, ruko, apartemen, rukan) karena masih banyak yang beranggapan bahwa
properti adalah miliknya orang kaya atau bisnisnya orang kaya.
properti adalah miliknya orang kaya atau bisnisnya orang kaya.
Padahal, justru harus sebaliknya.
Karena kita ingin kaya, maka kita harus mempelajari properti.
Apalagi, kini kita bisa memiliki properti dengan modal kecil atau bahkan sama
sekali tanpa modal alias 'modal dengkul'.
Apalagi, kini kita bisa memiliki properti dengan modal kecil atau bahkan sama
sekali tanpa modal alias 'modal dengkul'.
Empat Cara Orang Kaya dan Menjadi Kaya dari Properti :
Spekulasi. Percaya atau tidak, hampir sebagian besar orang
Indonesia yang membeli properti adalah dengan cara Spekulasi.
Mengapa mereka saya sebut sebagai Spekulan properti? Pertama, pada
umumnya saat mereka membeli properti belum tahu harga jualnya.
Mereka hanya mengharapkan harga properti akan naik pada masa yang akan datang.
Mereka biasanya juga bermodalkan 'Harapan dan Do'a'.
Berharap harga properti naik dan berdoa agar harapannya terkabul.
Pada golongan mereka ini juga masih dibedakan
menjadi tiga kelompok yakni:
a. Kelompok Spekulan 'Ngawur', karena mereka memiliki prinsip bahwa harga
properti selalu naik setiap tahunnya.
Padahal, tidak selalu demikian.
Di Jepang, Singapore bahkan di Indonesia pun harga properti bisa turun.
Coba perhatikan harga properti seperti kios atau toko di mall-mall, yang karena sepi mall-nya
sehingga harganya turun drastis, hingga tidak laku dijual.
b. Kelompok Spekulan yang ikut-ikutan. Kelompok ini membeli properti karena
ikut-ikutan. Tergiur sama iklan pengembang, atau ajakan teman, sanak saudara,
pacar atau atasannya.
Sebagai contoh :
ketika orang berbondong-bondong membeli rusunami (rumah susun
sederhana) hingga antri berjam-jam hanya untuk membeli properti tersebut.
Padahal mereka ini belum tentu tahu bagaimana prospek rusun ke depan,
bagaimana harga jualnya dan sebagainya.
c. Kelompok Spekulan Percaya Diri (PD), yakni orang-orang yang membeli properti
karena rasa percaya dirinya sangat tinggi terhadap properti yang akan dibeli.
Seperti mereka yang membeli 'gambar' apartemen, kios/toko di mall. Padahal
membeli properti seperti itu risikonya terlalu tinggi. Apartemen, maupun kios/toko
di mall tentu memiliki risiko yang tinggi dibandingkan dengan rumah/ruko, karena
membangun apartemen pengembang harus benar-benar kuat pendanaan dan
perhitungannya.
Pedagang Properti. Orang juga bisa kaya dengan menjadi pedagang
properti. Bedanya Spekulan dengan pedagang adalah karena pedagang sudah mengerti
harga jual properti saat membelinya. Sama seperti pedagang buku bekas misalnya,
maka pedagang buku ini pasti sudah memperkirakan harga jual bukunya.
Contoh golongan pedagang properti adalah pembebas tanah, private investor,
developer, atau pedagang yang membeli properti pada first market/saat launching.
Investor. Investor properti mendapatkan untung dari hasil
sewa dan gain (selisih kenaikan harga).
Ada beberapa tipe investor yakni:
a. Investor dengan dana sendiri. Ia tidak punya ilmu tapi punya uang untuk
membeli properti. Investor tipe ini, biasanya masih bisa rugi.
b. Investor yang punya ilmu properti tapi tidak punya dana
c. Investor yang punya ilmu, punya dana dan ditambah dana orang lain
d. Investor yang punya ilmu dan tanpa modal sendiri sepersen pun
(dengan modal 1000% dari orang lain).
Ini adalah investor yang sudah canggih.
Broker / Agen Properti, mendapatkan keuntungan dari fee
penjualan maupun pembeli properti. Siapa pun bisa memulai bisnis ini dengan
belajar pada properti agen yang sudah ada dan memiliki reputasi baik/bonafid
dengan cara menjadi marketing associate untuk beberapa bulan atau 1-2 tahun.
Setelah menguasai ilmunya, maka mereka mendirikan property agen sendiri. Atau
dengan cara kedua, yakni langsung memulai bisnis properti agen sendiri dengan
cara mencari rumah yang akan dijual dan anda menawarkan kepada pemiliknya untuk
membantu menjualnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar