Mengelola keuangan di dalam keluarga tidak saja berguna, tapi
akan membuka pintu kekayaan di waktu berikutnya.
Cara mengatur keuangan keluarga akan menjadi rumit ketika
hal tersebut tidak dibiasakan sejak kita masih usia dini.
Hal ini sesuai dengan pengalaman Saya di waktu kecil bersama kakek tercinta.
Setiap kakek memberikan uang maka selalu mencantumkan
syarat agar uang tersebut jangan langsung dipakai untuk membeli jajan.
Tapi simpan dulu minimal dalam 7 hari, baru setelah itu bisa kita gunakan.
Keesokan harinya kakek menanyakan tentang jumlah uang yang
diberikannya kemarin dan selama 7 hari beliau selalu bertanya
dengan pertanyaan yang kurang lebih punya makna yang sama.
Saat beliau tahu uang masih utuh hingga 7 hari maka beliau
membebaskan saya untuk memakai uang tersebut, bahkan tanpa
diminta, beliau memberi tambahan uang 3 kali lipat dari sebelumnya.
Apa hubungan cerita pribadi saya ini dengan masalah cara mengatur
keuangan keluarga? Cerita ini saya anggap sangat penting untuk
dikaitkan pada masalah bagaimana mengelola keuangan dalam keluarga.
Seperti kita ketahui, sebagian besar dari kita, kurang bisa menahan diri
ketika tahu ada uang di dalam genggaman.
Memang tak ada yang melarang kita untuk menggunakan uang tersebut, toh
uang itu juga hasil kerja keras yang kita lakukan.
Tapi kita juga memahami bahwa manusia tidak akan selamanya
berada dalam kemakmuran, suatu saat pasti akan menghadapi
masa sulit yang membutuhkan dukungan finansial.
Agar kita bisa mengatur keuangan dengan efektif maka penting
sekali punya kebiasaan menahan diri dari keinginan yang tidak terlalu penting.
Saat uang ada digenggaman, ada kecendrungan ingin segera menghabiskannya.
Padahal tindakan demikian akan berakibat buruk dan
bisa menyeret kita pada masalah hutang.
Pada awalnya mungkin hanya meminjam uang dalam jumlah kecil, tapi
karena hutang ini tidak segera diatasi maka lama kelamaan akan
menjadi besar dan menimbulkan masalah yang lebih pelik lagi.
Saat uang telah datang, pastikan kita langsung menyisihkan dalam bentuk tabungan. Berapapun gaji anda, ambillah 20 persen darinya untuk ditabung.
Lalu perkuat sisi sosial dan spiritual anda dengan menyisihkan minimal 5 persen
untuk menolong yatim piatu, panti jompo atau badan amal lainnya.
Dengan cara demikian, saya yakin meski anda mengalami kesempitan
maka akan selalu punya cadangan uang untuk mempertahankan hidup.
Amal anda asal ikhlas, akan diganti oleh Tuhan dengan jumlah yang lebih banyak lagi.
Source : http://bisnis.visisukses.com
akan membuka pintu kekayaan di waktu berikutnya.
Cara mengatur keuangan keluarga akan menjadi rumit ketika
hal tersebut tidak dibiasakan sejak kita masih usia dini.
Setiap kakek memberikan uang maka selalu mencantumkan
syarat agar uang tersebut jangan langsung dipakai untuk membeli jajan.
Tapi simpan dulu minimal dalam 7 hari, baru setelah itu bisa kita gunakan.
Keesokan harinya kakek menanyakan tentang jumlah uang yang
diberikannya kemarin dan selama 7 hari beliau selalu bertanya
dengan pertanyaan yang kurang lebih punya makna yang sama.
Saat beliau tahu uang masih utuh hingga 7 hari maka beliau
membebaskan saya untuk memakai uang tersebut, bahkan tanpa
diminta, beliau memberi tambahan uang 3 kali lipat dari sebelumnya.
Apa hubungan cerita pribadi saya ini dengan masalah cara mengatur
keuangan keluarga? Cerita ini saya anggap sangat penting untuk
dikaitkan pada masalah bagaimana mengelola keuangan dalam keluarga.
Seperti kita ketahui, sebagian besar dari kita, kurang bisa menahan diri
ketika tahu ada uang di dalam genggaman.
Memang tak ada yang melarang kita untuk menggunakan uang tersebut, toh
uang itu juga hasil kerja keras yang kita lakukan.
Tapi kita juga memahami bahwa manusia tidak akan selamanya
berada dalam kemakmuran, suatu saat pasti akan menghadapi
masa sulit yang membutuhkan dukungan finansial.
Agar kita bisa mengatur keuangan dengan efektif maka penting
sekali punya kebiasaan menahan diri dari keinginan yang tidak terlalu penting.
Saat uang ada digenggaman, ada kecendrungan ingin segera menghabiskannya.
Padahal tindakan demikian akan berakibat buruk dan
bisa menyeret kita pada masalah hutang.
Pada awalnya mungkin hanya meminjam uang dalam jumlah kecil, tapi
karena hutang ini tidak segera diatasi maka lama kelamaan akan
menjadi besar dan menimbulkan masalah yang lebih pelik lagi.
Saat uang telah datang, pastikan kita langsung menyisihkan dalam bentuk tabungan. Berapapun gaji anda, ambillah 20 persen darinya untuk ditabung.
Lalu perkuat sisi sosial dan spiritual anda dengan menyisihkan minimal 5 persen
untuk menolong yatim piatu, panti jompo atau badan amal lainnya.
Dengan cara demikian, saya yakin meski anda mengalami kesempitan
maka akan selalu punya cadangan uang untuk mempertahankan hidup.
Amal anda asal ikhlas, akan diganti oleh Tuhan dengan jumlah yang lebih banyak lagi.
Source : http://bisnis.visisukses.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar