SELAMAT DATANG DI BLOG http://bogor1975.blogspot.com SEMOGA ADA ARTIKEL BERMAMFAAT YANG DI DAPAT DARI KUNJUNGAN SAUDARA DI BLOG INI TERIMAKASIH
REGISTRASI KLIK DISINI

Selasa, Oktober 23, 2012

Legalisasi Kondom bisa di salah artikan Remaja muda indonesia!


Beberapa waktu yang lalu Komisi IX DPR menggelar rapat kerja bersama Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi . Topik utama yang jadi bahasan adalah kontroversi kampanye penggunaan kondom bagi kalangan berperilaku seks beresiko.
 Kondom-sebagai-hadiah-product-coklat-yang-indentik-sebagai-pernyataan-cinta-muda-mudi-  Muda-mudi-remaja-ABG-bisa-saja-salah-artikan-kebijakan-walaupun-dijelaskan-untuk-mencegah-HIV 

"Menkes diminta memperjelas programnya agar tidak disalahartikan. Kami komisi IX mendukung program kampanye kondom kepada kalangan dengan seks berisiko," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nova Riyanti Yusuf, Senin (25/6/2012).

Selain itu Komisi IX akan meminta Kemenkes dan pihak terkait membuat regulasi penjualan kondom di mini market. "Baiknya dijual di counter khusus jadi tidak dibeli oleh orang di bawah umur," sambungnya.

Kemenkes juga diminta memaparkan jumlah produksi kondom dibanding dengan buatan perusahaan swasta. Dalam program kampanye ini, kondom harus dibagikan kepada pekerja seks komersil dari kalangan tidak mampu.

Khusus untuk kampanye bahaya penyakit seks menular di kalangan remaja, Kemenkes diminta membuat solusi alternatif bila remaja masih tetap melakukan hubungan seks di luar nikah. "Harus disiapkan alternatif solusinya, karena bisa saja remaja tetap melakukan seks bebas meski dilarang," tutur politikus Demokrat ini.

Sebelumnya Kemenkes menolak jika kebijakan ini ditafsirkan sebagai kampanye bagi-bagi kondom gratis untuk remaja. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, Murti Utami menjelaskan, tujuan kampanye mengintensifkan penggunaan kondom antara lain untuk menghindari penularan penyakit seperti gonorrhea atau kencing nanah, sifilis atau raja singa maupun infeksi HIV.

Selain itu, kondom juga diharapkan bisa mencegah kehamilan tidak diinginkan.
Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi berpendapat : 
Tidak perlu dibuatkan aturan khusus bagi remaja yang hendak membeli kondom di mini market.
Kondom sama sekali bukan barang terlarang dan karenanya tidak perlu melarang penjualannya di mini market. 

seo-efek-negatif-legalisasi-kondom-bagi-remaja-ABG-http://images.detik.com/content/2012/06/25/10/kondom2tsdpn.jpg(Menkes) Nafsiah Mboi berpendapat ;

"Lho itu kalau remaja merasa dirinya berisiko, dia sudah ada penyakit kelamin.Mengapa dia tidak boleh pakai kondom  ? Apa alasannya  ?"

gugat Nafsiah usai megikuti rapat kerja bersama Komisi IX di Gedung DPR, Jakarta,
Senin (25/6/2012)

Ibu mentri ini tidak memahami karakter rakyat indonesia yang terkadang mengsalah artikan kebijakan, menurut sebagian mudamudi yang dangkal pemahaman bahwa kebijakan itu bisa di salah artikan bagi muda mudi negara ini yang pemahamanya kurang akan bahaya akan sex bebas.


Kebijakan Menteri Kesehatan (Menkes) Dr. Nafsiah Mboi terkait kampanye penggunaan kondom pada kelompok seks berisiko terus mendapatkan protes dari masyarakat. 
Keinginan Menkes untuk menggalakkan penggunaan kondom untuk kelompok seks berisiko, termasuk kepada remaja dinilai justru mengajak para remaja dan Anak Baru Gede (ABG) melakukan seks bebas.

Ace Wiria salah satu aktivis Ummatul Muslimin (UMI) menjelaskan bahwa gagasan Menkes tersebut justru membuka celah bagi legalisasi pelacuran. 

Baginya menunda kehamilan memang diperbolehkan untuk kasus-kasus tertentu, namun itu tidak digunakan untuk pasangan yang sudah resmi menikah, bukan mengajarkan penggunaan tersebut kepada remaja yang masih di luar nikah. 
Bagi Ace, salah satu solusi permasalahan HIV/AIDS adalah pendekatan agama pada para remaja dan generasi muda,  agar tidak terbiasa dengan kehidupan bebas.

“Pertama ya kita dari keluarga, orangtua harus tidak lepas pengawasan anak-anak. Nomor satu pendidikan akidah yang kuat di rumah, kemudian kita pilihkan lembaga-lembaga pendidikan yang menunjang,” jelas Umahat .

Karenanya, Ace mengharap Menkes lebih mengutamakan nilai-nilai agama dalam menyelesaikan masalah remaja dan generasi muda di Indonesia, bukan dengan bagi-bagi kondom gratis.
 
Sementara itu, Hardjito Warno, Ketua Jurnalis Islam Bersatu (JITU) juga berharap masyarakat lebih peka dalam melihat permasalahan kondom ini. Baginya permasalahan utama bukan pada subjektifitas dari Menkes-nya. Tapi peraturan untuk mengatur penggunaan kondom di Indonesia dinilai tidak jelas dan lebih liberal dari negara liberal itu sendiri.

“Ya sekarang lihat aja di supermarket-supermarket bagaimana kondom itu dipajang bebas dietalase kasir. Anda memberi uang 15 ribu ke anak umur 10 tahun untuk beli kondom di situ pasti dikasih.”

Menurut Hardjito, sebelum ada gagasan kampanye kondom dari Menkes pun, masalah kondom di Indonesia sudah berjalan bebas mulai dari iklan-iklan yang tayang setiap waktu di TV bahkan di sela-sela film anak-anak,” jelas wartawan Aljazeerah ini.

Hardjito berharap masyarakat tidak menyoroti posisi Menkes, tapi gagasan penolakan kondom ini lebih kepada penekanan terhadap pemerintah untuk membuat aturan yang mengatur secara ketat penggunaan kondom hanya untuk mereka yang sudah sah menjadi suami istri.

“Masalah penyakit kelamin, HIV/AIDS dan sebagainya itu hadir karena ketidakpahamnya masyarakat atas agama mereka sendiri. Ditambah pemerintah kita tidak membuat aturan jelas mengenai batasan dalam penjualan kondom ini. Harusnya yang bisa membelinya mereka yang sudah jelas sah sebagai suami Istri dan harus ada pelarangan dan tindakan hukum jika yang membelinya adalah orang yang belum menikah, terutama tindakan hukum kepada pihak penjualnya juga,” ujar pria yang juga anggota Komite Solidaritas Untuk Rakyat Palestina (KISPA)


Dilansir dari sumber : 
http://news.detik.com
http://www.markazislambogor.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar